Financial Mistakes

Empat tipe perilaku seseorang terhadap uang (Money Script):

  1. Money avoiders, menghindari uang, tidak merasa nyaman memegang uang
  2. Money vigilance, terlalu berhati-hati dalam ngespend uang, terasa sangat pelit atau frugal.
  3. Money worship, orang yang menyukai uang berlebih sehingga menjadi obsess dengan uang. Melakukan apapun untuk mendapatkan uang.
  4. Money status, orang yang menggunakan uang untuk status sosial, menghabiskan uang demi validasi dengan membeli barang-barang mewah.

Financial Anmeshment

Ketika batasan keuangan antara orang tua dan anak menjadi kabur. Ini terjadi biasanya ketika orang tua memberikan anaknya financial stress dengan meminta bantuan dalam hal keuangan. Ini berpotensi menyakiti situasi finansial seorang anak tersebut di masa depan.

Ada beberapa penyebab situasi ini terjadi:

  1. Ajaran turun temurun. Mungkin ia sewaktu kecil dahulu juga dituntut untuk membagi keuangannya kepada orang tuanya, sehingga ketika ia punya anak, ia menganggap anak adalah investasi. Ketika anak sudah besar dan bekerja, anak diekspektasikan untuk share their income to them. Siklus ini perlu diputus.
  2. Kurangnya edukasi finansial. Yang awalnya hanya meminta bantuan sementara, tapi lama-lama dianggap kewajiban.

Siklus ini seharusnya dapat diputus. Aku sebagai calon ayah di masa depan tidak ingin membebani anak dalam hal finansial. Edukasi dan sekolah anak itu adalah hak mereka dan kewajiban orang tua, tidak ada kewajiban untuk mereka memberikan timbal balik kepada orang tuanya. Makanya, financial planning yang tepat itu diperlukan.

What is the good strategy then?

Tujuan utama kita adalah menjadi happy. Setiap orang berbeda-beda, kita harus tau dulu apa yang membuat kita happy. Contohnya, ada orang yang happy dengan kulineran, atau traveling, atau olahraga. Kita ga usah terlalu fokus spending kepada hal yang tidak terlalu penting untuk kebahagiaan kita.

Kurangi “just in case”, just spend the bare minimum.

Empat prioritas utama untuk ngumpulin uang:

  1. Punya dana darurat. Kalau belum punya dana darurat, haram hukumnya bersenang-senang.
  2. Housing. Ini kebutuhan pokok manusia, bisa itu dalam bentuk kontrakan, kosan, atau rumah.
  3. (ketika sudah menikah) Dana membesarkan anak. Kalau belum menikah, ini belum masuk.
  4. Dana pensiun.

Bisa dibilang siap finansial di level 1 kalau:

  1. Udah punya dana darurat
  2. Punya penghasilan yang stabil
  3. Harus bisa bayar premi kesehatan minimal BPJS
  4. Bisa budgeting dan menabung untuk anak
  5. Bisa punya gaya hidup sederhana
  6. Bisa korbanin gaya hidup demi prioritas keluarga